Potretsumut.com – Dari kegagalan Martabak Manis hingga mengubah warung rokok 24 jam menjadi Restoran Sederhana, ini adalah kisah perjuangan sejati di dunia bisnis kuliner!
Haji Bustaman, seorang pengusaha sukses dari Sumatera Barat, memulai perjalanan bisnisnya dari tukang cuci piring hingga berhasil mendirikan Restoran Padang Sederhana. Dilahirkan di Sumatera Barat pada tahun 1942, Bustaman berasal dari keluarga sederhana dan mengalami keterbatasan pendidikan, hanya lulusan kelas dua sekolah rakyat.
Dengan kegigihan dan semangat juang, Bustaman meninggalkan kampung halaman pada usia 12 tahun untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah berbagai pengalaman pekerjaan di berbagai kota, ia akhirnya merantau ke Jakarta pada tahun 1970, meskipun baru dua tahun menikah dan memiliki seorang anak.
Bustaman memulai usahanya dengan berdagang rokok di pinggir jalan, membuka warung rokok 24 jam bersama sang istri.
Namun, pada tahun 1975, perseteruan etnis Minang dengan preman setempat membuatnya harus melarikan diri ke wilayah Pejompongan, mengalami penurunan drastis dalam penghasilan.
Dalam upaya mencari penghasilan tambahan, Bustaman awalnya ingin berjualan martabak manis, namun kesulitan dalam memulai membuatnya beralih ke bisnis makanan.
Meskipun tidak bisa memasak, dengan modal nekat, ia membuka warung makan Sederhana di pinggir jalan Bendungan Hilir.
Meskipun menghadapi berbagai rintangan, seperti uang hasil penjualan hari pertamanya yang dibawa kabur oleh pembantu barunya, Bustaman tetap tegar.
Ia kemudian berkenalan dengan pemilik warung Padang lainnya, meminta diajari masak, dan berhasil mendapatkan resep-resep baru yang membantunya membuka Restoran Sederhana.
Bustaman tidak pelit membagikan ilmunya kepada karyawan dan mengembangkan manajemen konsep naik bersama tumbuh bersama. Karyawan dianggap sebagai mitra perusahaan, mendapatkan 50% dari keuntungan, sementara sisanya diberikan kepada investor atau pengelola.
Meski mengalami cobaan seperti digusur Satpol PP, Bustaman terus berjuang dan membuka warung di tempat baru yang disediakan pemerintah. Namun, setiap orang hanya diberikan satu lapak, membuatnya harus meminjam nama pamannya untuk mendapatkan dua lapak.
Pada tahun 1967, Bustaman berhasil mematenkan nama Restoran Sederhana, dan bisnisnya semakin berkembang. Meski mengalami perselisihan dengan mitra bisnisnya, ia memenangkan gugatan merek dagang pada tahun 2014.
Saat ini, Restoran Sederhana telah menjadi sukses dengan ratusan cabang di seluruh Indonesia dan bahkan hingga luar negeri, seperti di Malaysia.