Seiring berlalunya waktu, kue “Lappet Bulung Tetap Panas” kemudian diwarisi oleh seorang pria Batak bernama Anggiat Siahaan.
Anggiat memulai usahanya dengan berdagang menggunakan sepeda dan mengubah nama dari kue tersebut menjadi “Ombus-ombus No. 1”.
Dalam bahasa Batak, “ombus-ombus” memiliki arti ‘tiup-tiup’. Nama ini dipilih karena Ombus-ombus lebih nikmat disantap saat masih panas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ombus-ombus No. 1” berlokasi dekat terminal Siborong-borong dan telah berdiri sejak tahun 1970-an.
3. Itak Pohul Pohul
Itak Pohul-pohul adalah sebuah kuliner yang berasal dari beberapa daerah di Sumatera Utara, seperti Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, dan Padang Sidempuan.
Asal-usul nama “Itak Pohul-pohul” berasal dari Bahasa Mandailing, di mana “Itak” merujuk pada kue dan “pohul” memiliki arti genggaman atau kepalan tangan.
Dari penampilannya, kue ini memang terlihat seperti jejak dari kepalan tangan pembuatnya.
Dikisahkan bahwa pada masa lampau, Itak Pohul-pohul merupakan hidangan yang disajikan bagi para raja.
Tradisi umumnya menempatkan Itak Pohul-pohul sebagai salah satu jenis oleh-oleh dalam acara Marhusip.
Marhusip adalah pertemuan antara calon keluarga mempelai laki-laki (paranak) dan calon keluarga mempelai perempuan (parboru) untuk melakukan persiapan adat terkait pernikahan.
Penghidangan Itak Pohul-pohul dalam acara Marhusip memiliki makna filosofis yang mendalam.