Potretsumut.com, Jakarta – Situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dibobol hecker. Bahkan 204 juta data DPT bocor dan dijual di darkweb dengan harga Rp 1,2 miliar.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan saat ini Kemenkominfo sedang berkoordinasi dengan KPU untuk penelusuran untuk mencari tahu siapa pelaku dan apa motifnya.
“Kami sedang berkoordinasi pelakunya siapa dan motifnya apa,” kata Menkominfo Budi di Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).
Budi menjelaskan bahwa semua peserta pemilu pasti mendapatkan DPT sesuai dengan undang-undang, tetapi ia menampik bukan hal itu yang dicari oleh pembobol.
“Memang kalau menurut Undang-Undang Data Pribadi kan sudah jelas lembaganya harus bertanggung jawab pelaku pencurian atau pemanfaatan data secara tidak sah,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo Samuel Abrijani mengatakan bahwa Kemkominfo tak bisa mengambil kesimpulan sistem KPU yang tidak bagus, sehingga bisa dibobol.
“Kami tidak bisa mengambil kesimpulan itu, kami belum bisa masuk secara mendalam, ini kan datanya data sekunder, ini data-datanya yang sudah kami kumpulkan baik kami mengambil data-data yang ada di sosial media maupun yang pelakunya sebarkan, kita analisis itu,” kata Samuel.
Teruntuk saat ini, Samuel mengaku bahwa Kemkominfo akan menunggu siapa pelakunya, karena ini menurutnya ini adalah tugas dari Kepolisian Republik Indonesia.
Sebelumnya, seorang peretas dengan nama anonim “Jimbo” mengeklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.
“Jimbo” membagikan 500.000 data contoh yang berhasil ia peroleh melalui salah satu unggahan di situs BreachForums yang kerap digunakan untuk jual beli hasil peretasan.
Ia juga membagikan beberapa tangkapan layar dari situs https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk meyakinkan kebenaran data yang didapatkan. Dalam unggahan itu, “Jimbo” juga mengaku menemukan 204.807.203 data unik, jumlah yang hampir sama dengan jumlah pemilih di dalam daftar pemilih tetap (DPT) KPU RI sebanyak 204.807.203 pemilih.
Di dalam data yang “bocor” itu, “Jimbo” mendapatkan data pribadi, seperti NIK, nomor KTP, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, RT, RW, sampai kode kelurahan, kecamatan, dan kabupaten, serta TPS.
Data-data itu dijual dengan harga 74.000 dollar Amerika atau sekitar Rp 1,1 miliar. Pada tangkapan layar lainnya, “Jimbo” mengunggah foto menyerupai halaman situs KPU yang dianggap membuktikan bagaimana ia meretas situs KPU.