Potretsumut.com, Malang – Empat Jenzah awak pesawat jenis Super Tucano saat ini sudah ditemukan semua. Kecelakaan pesawat milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara atau TNI AU terjadi di Pasuruan, Jawa Timur.

Keempat jenazah awak pesawat Super Tucano tersebut , Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya, Letkol Pnb Sandra Gunawan, Kolonel Pnb Subhan, Mayor Pnb Yuda A Seta.

Keempat jenazah perwira menengah TNI AU disemayamkan di hanggar Skadron 21 Lanud Abdurachman Saleh dan akan dilepas secara militer, Jumat (17/11/2023)

Hingga saat ini, penyebab kecelakaan dua pesawat latih TNI AU ini belum diketahui.  Pihak Lanud Abdulrachman masih mencoba mengevakuasi dua bangkai pesawat yang tersebut jatuh dalam lokasi yang dimaksud berbeda.

Lalu, bagaimana kronologi kecelakaan pesawat ini? Simak inilah 6 fakta selengkapnya.

1. Sedang jalankan misi latihan

Kecelakaan ini bermula ketika 4 buah pesawat jenis Super Tucano dari Skadron Udara 21 lepas landas dari Lanud Abdulrachman Saleh, Malang untuk menjalani misi latihan.

Selayaknya misi latihan pesawat tempur, para awak pesawat ini melakukan beberapa formasi terbang dan juga melalui beberapa titik udara. Keempat pesawat ini mulai lepas landas sekitar pukul 10.50 WIB.

2. Mendadak lost contact

Namun saat 4 pesawat ini terdeteksi masih menjalani misi latihan, dua buah pesawat dengan nomor registrasi TT-3111 kemudian TT-3103 tiba-tiba lost contact dalam waktu yang dimaksud berbeda, yaitu pukul 11.18 WIB juga pukul 11.31 WIB.

Sedangkan dua pesawat lainnya sudah mendarat dalam Lanud Abdulrachman Saleh Malang dengan selamat.

3. Warga sekitar Pasuruan dengar pendapat dentuman keras

Dua pesawat yang membawa masing-masing dua awak pesawat ini diduga mengalami kecelakaan di area daerah Pasuruan, Jawa Timur.

Warga yang tinggal pada daerah Kecamatan Puspo, Pasuruan mengaku mendengar adanya pengumuman pesawat tempur yang tersebut terbang rendah, lalu disusul dengan kata-kata dentuman keras di area dekat lahan pertanian warga di area Desa Keduwung, Pasuruan.

4. Satu pesawat diduga tabrak tebing

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Brawijaya, Kolonel Inf Rendra Dwi Ardhani membenarkan adanya kecelakaan pesawat tempur milik TNI AU.

“Iya betul (ada kecelakaam) pesawatnya jenis pesawat tempur Super Tucano. Untuk selengkapnya masih diinvestigasi,” ungkap Rendra seperti yang dilansir Suara.com pada Kamis (16/11/2023).

Kecelakaan dua pesawat ini juga terjadi pada dua lokasi yang dimaksud berbeda. Pihak TNI AU pun mengungkap bahwa ada satu pesawat yang dimaksud diduga menabrak tebing di tempat dekat tebing Watu Gedek, lereng utara Gunung Bromo.

5. Evakuasi masih dilakukan

Pihak TNI AU juga langsung menerjunkan tim evakuasi lalu bekerjasama dengan Basarnas. Hal ini agar evakuasi dapat dilaksanakan secara paralel untuk pesawat noreg TT-3103 yang dimaksud jatuh dekat lahan pertanian warga Desa Keduwung.

Sedangkan untuk satu pesawat lain yang mana jatuh di dalam tebing belum sanggup dievakuasi. Penyebabnya kondisi geografis lereng gunung yang masih diperhitungkan pihak TNI AU dan juga Basarnas.

Sulitnya untuk menjangkau daerah hal tersebut menjadi kendala evakuasi secara penuh belum bisa saja dilaksanakan saat ini. Namun pihak TNI AU berkomitmen akan tetap menurunkan tim untuk mengevakuasi korban dalam lereng gunung Bromo tersebut.

6. Identitas korban terungkap

Identitas korban yang mana merupakan tim penerbang Skuadron 21 Lanud Abdulrachman Saleh sekarang terungkap. Dua pesawat dengan masing-masing dua awak hal tersebut dibawa oleh para penerbang handal.

Korban adalah Letkol Pnb Sandhra Gunawan awak Frontseater serta Kolonel Adm Widiono awak Backseater pesawat nomor registrasi TT-3111. Kemudian ada penerbang Mayor Pnb Yuda A. Seta awak Frontseater serta Kolonel Pnb Subhan awak Backseater dalam pesawat nomor registrasi TT-3103.

Sumber: suara