Potretsumut.com – Salah satu makanan Jepang yang paling populer adalah sushi. Secara tradisional, sushi menggunakan dua komponen utama, yakni nasi putih dan juga daging hewan (umumnya ikan mentah) yang digunakan dipotong tipis.
Selain sushi, faktanya ada banyak hidangan Negeri Sakura yang dimaksud juga menggunakan ikan mentah, sebut belaka sashimi, temaki, serta kaisendon.
Dilihat dari tipe makanannya yang tersebut populer dalam dunia, ikan mentah sangat kental dengan budaya penduduk Jepang. Alasan utama di dalam balik hal ini ternyata erat hubungannya dengan agama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jepang menjadi saksi masuknya agama Budha pada abad ke-7 dan juga ke-8 yang dimaksud melarang konsumsi daging hewan. Menurut agama ini, membunuh hewan adalah tindakan yang dimaksud tidak ada benar, sehingga hampir seluruh penduduk Jepang sudah menghentikan konsumsi daging pada abad ke-10.
Selama abad ke-7 juga ke-8, penyebaran agama Buddha pada seluruh Jepang mengakibatkan berkurangnya jumlah agregat daging yang dimaksud dikonsumsi orang Jepang secara bertahap, juga hampir seluruh penduduk mengadopsi pescetarianisme pada sekitar abad ke-10.
Menghindari daging merah bukanlah hal yang tersebut sepenuhnya baru di tempat Jepang. Bahkan sebelum munculnya agama Budha, penganut agama asli negara tersebut, Shintoisme, tidaklah lagi mengonsumsi daging hewan sebab menganggapnya najis.
Mereka mulai mengonsumsi ikan yang dimaksud baru ditangkap dari laut pada Zaman Edo (1603-1868). Masakan berbahan ikan mentah pun terus berkembang secara bertahap.
Pada era Jepang modern, makan daging merah sudah lebih tinggi umum, namun tradisi untuk menghindari daging tetap ada, serta ikan mentah masih menjadi bagian penting dari makanan nasional.
Dilihat dari sisi kesehatan, ikan mentah yang dikonsumsi penduduk Jepang juga umumnya sangat segar, sehingga menghindari risiko keracunan.
Mengutip Micheline Guide, nelayan Jepang menjalankan praktik yang tersebut disebut ike jime, yaitu metode yang mana melumpuhkan dan juga membunuh ikan dengan cepat untuk menjaga kualitas dagingnya. Proses ini meminimalkan penumpukan asam laktat, yang tersebut dapat menghasilkan daging menjadi asam serta lembek.
Sumber CNBC