Oleh: Saifullah Fakhreza Shah, Mahasiswa Magister Fakultas Hukum USU
KEBIJAKAN kriminal dalam memberantas pencurian besi di Kota Medan mencerminkan upaya pemerintah dan aparat keamanan untuk mengatasi tingginya angka kejahatan, termasuk pencurian yang marak terjadi.
Pencurian besi dan material logam lainnya sering kali dilakukan oleh pelaku yang beroperasi pada malam hari, memanfaatkan kondisi sepi dan minimnya pengawasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam konteks ini, beberapa kebijakan telah diimplementasikan untuk mengurangi angka kejahatan tersebut.
Kebijakan dan Strategi Penanggulangan:
- Penyekatan dan Patroli: Wali Kota Medan, Bobby Nasution, mendukung penuh upaya penyekatan dan patroli yang dilakukan oleh Polda Sumut dan TNI-Polri. Penyekatan ini ditujukan untuk mencegah tindak kriminal di jalanan, termasuk pencurian besi.
- Dukungan Tindakan Tegas: Kebijakan untuk memberikan dukungan kepada aparat kepolisian dalam tindakan tegas terhadap pelaku kejahatan, termasuk kemungkinan penembakan di tempat bagi pelaku yang membahayakan. Ini merupakan langkah ekstrem yang diusulkan untuk menangani kejahatan jalanan seperti begal dan pencurian.
- Pemasangan Penerangan Jalan: Pemerintah Kota Medan juga telah memasang 1.700 unit penerangan jalan umum (LPJU) untuk meningkatkan keamanan di area publik dan mengurangi peluang terjadinya pencurian.
- Pemberdayaan Masyarakat dan Patroli Rutin: Upaya lain termasuk pemberdayaan masyarakat melalui program Polisi Masyarakat (Polmas) dan patroli rutin yang melibatkan masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan mereka.
Faktor Penyebab Tingginya Kriminalitas
Tingginya angka kriminalitas di Medan, termasuk pencurian besi, dipengaruhi oleh beberapa faktor:
Kondisi Ekonomi: Tingkat pengangguran dan kemiskinan yang tinggi berkontribusi pada meningkatnya kejahatan, karena beberapa individu mungkin merasa terpaksa untuk melakukan pencurian sebagai cara bertahan hidup.
Keterlibatan Penadah: Adanya jaringan penadah yang membeli barang curian dengan harga tinggi mendorong pelaku untuk terus melakukan pencurian. Hal ini menciptakan insentif bagi pelaku untuk beroperasi.
Tantangan dalam Penegakan Hukum
Meskipun berbagai kebijakan telah diterapkan, tantangan tetap ada dalam penegakan hukum terhadap kejahatan pencurian. Beberapa masalah yang dihadapi termasuk:
Kurangnya Kesadaran Masyarakat: Seringkali masyarakat hanya menjadi penonton saat aksi kejahatan terjadi, tanpa berani mengambil tindakan atau melaporkan kejadian tersebut
- Keterbatasan Sumber Daya: Kapasitas aparat keamanan dalam melakukan patroli dan penindakan seringkali terbatas, terutama jika dibandingkan dengan luasnya wilayah dan jumlah penduduk Medan yang besar.
Secara keseluruhan, kebijakan kriminal dalam memberantas pencurian besi di Kota Medan menunjukkan pendekatan multi-aspek yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat. Namun, efektivitas kebijakan ini sangat bergantung pada dukungan masyarakat serta keberlanjutan upaya penegakan hukum yang konsisten. (*)
Editor : Diva Suwanda